Sabtu, 09 November 2013

Ucapan Selamat Tahun Baru Hijriyah, Bolehkah?

Hijrah, ilustrasi





Hijrah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Nashih Nashrullah
Ucapan selamat bukan ritual agama.

Pada Selasa (5/11), tibalah masa peralihan tahun baru Hijriyah, dari 1434 menuju 1435 H. Sistem kalender Islam memang bukan sekadar penanggalan biasa. Melainkan, ada banyak hal momentum berharga di baliknya, termasuk soal identitas.


Maka, dalam tradisi sebagian kalangan belakangan ini muncul fenomena ritual keagamaan atau sebatas interaksi sosial sebagai upaya untuk menghormati tahun baru tersebut, di antaranya saling berbagi ucapan selamat. Bolehkah hal ini dilakukan?


Fenomena tersebut memang terbilang baru. Di kalangan generasi salaf, permasalahan itu belum terlalu populer, bahkan nyaris tidak ditemukan. 


Oleh karena itu, perbedaan justru banyak muncul di tengah-tengah ulama masa kini. Setidaknya, ada dua kubu utama, yakni pro dan kontra.


Menurut kelompok yang pertama, ucapan yang disampaikan kepada sesama Muslim saat menyambut tahun baru Hijriyah hukumnya boleh.Deputi Sekjen Persatuan Ulama Islam, Syekh Salman bin Fahd al-Audah,mengatakan bahwa hal ini boleh dilakukan dan termasuk bentuk interaksi.


Dalil yang bisa dirujuk, antara lain, ucapan selamat, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW menyambut Ramadhan (HR Nasai). Ucapan Thalhah bin Ubaidillah untuk Ka’ab bin Malik juga dijadikan acuan. (HR Bukhari Muslim).


Mengutip perkataan Ibnu Taimiyyah, ia memaparkan, banyak dari sahabat yang melakukan tradisi ini. Sedangkan, Imam Ahmad memberikan dispensasi. 


Imam Ahmad mengatakan, tidak melarang ucapan tersebut. Tetapi, juga tidak memulainya. Bila seseorang mengucapkan kepadanya, ia akan membalas ucapan baik tersebut. 


Sebab itu, kata Syeh Salman, perkara ini tidak termasuk bid’ah lantaran hanya sebatas bentuk interaksi sosial dan sopan santun yang baik. Tidak ada unsur ritual ibadah murni di sana. Apalagi, menjawab ucapan baik itu wajib hukumnya.

Ini seperti ditegaskan dalam surah an-Nisaa’ ayat 86, “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).


Pendapat yang sama juga disampaikan sejumlah cendekiawan Muslim masa kini, antara lain, Syekh Abd al-Karim al-Khidhir.
Dalam pandangannya, doa mutlak yang disampaikan oleh seorang Muslim dalam suatu mementum boleh-boleh saja karena ini  merupakan bentuk ucapan kasih sayang. Selain itu, jugamenunjukkan suka cita.

Sedangkan, Syekh Umar bin Abdullah al-Muqbil menyarankan agar tak memulai pengucapan kalimat selamat itu.
Akan tetapi, bila menerima ucapan berupa doa maka balaslah. Penegasan ini mengacu pula pada pandangan yang dikemukakan oleh Syekh Ibnu Utsaimin.

Selain itu, kelompok yang kedua berpandangan, ucapan selamat Tahun Baru Hijriyah tersebut tidak diperbolehkan. Haram mutlak hukumnya.
Syekh Shalih al-Fauzan menegaskan, tak ada dalil satu pun yang menjadi landasan tuntunan tradisi berbagi ucapan selamat tersebut.

Menurutnya, tujuan perumusan dan penerapan sistem kalender Hijriyah sedemikian rupa bukan untuk dijadikan momentum perayaan atau hari istimewa, lalu menebarkan kebiasaan saling tebar ucapan selamat. 


Melainkan, penanggalan Hijriyah ditetapkan untuk identifikasi surat-menyurat saat pertama kali diberlakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab. “Ucapan tersebut masuk ranah bid’ah,” katanya.


Syekh Utsaimin juga menegaskan, bila seseorang memgucapkan ucapan selamat tahun baru dengan redaksi seperti “Kullu ‘am wa antum bikhair”,maka itu tidak dibenarkan dan tidak perlu dijawab. Pendapat ini juga menjadi ketetapan Komisi Tetap Kajian dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi.


Syekh Dr Sulaiman as-Suhaimi dalam kitabnya yang berjudul al-A’yad wa Atsaruha ‘ala al-Muslimin mengungkapkan, pemberian ucapan seperti ini menyerupai tradisi di kalangan Majusi dan masyarakat Arab jahiliyah.


Dalam tradisi Majusi, bertukar ucapan selamat sangat dianjurkan dalam memasuki tahun baru mereka, yakni Nairuz. Sedangkan kebiasaan Arab jahiliyah, segenap warga memberikan ucapan selamat kepada para raja dan pemimpin mereka di awal Muharam.    


Selasa, 05 November 2013

Kurangi Konsumsi Makanan Olahan Kalau Tak Mau Ginjal Terluka

Ginjal

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 05/11/2013 11:59 WIB

Jakarta, Menghilangkan lemak perut dan membatasi konsumsi makanan olahan, terutama yang mengandung fosfor seperti makanan pesan antar atau cepat saji tak sekadar mengurangi beban timbangan. Sebuah studi baru pun menyatakan pengurangan asupan fosfor dapat mengurangi risiko sakit ginjal.

Seperti dilansir Web MD, Selasa (5/11/2013), fosfor kerap ditambahkan dalam makanan olahan untuk menambah cita rasa dan memperpanjang daya tahan makanan tersebut. Ketua tim peneliti, Dr. Alex Chang dari Johns Hopkins University, Baltimore menambahkan secara alami kandungan fosfor yang tinggi juga seringkali ditemukan dalam susu, protein hewani dan protein nabati.

Namun ternyata dari pengamatan terhadap 500 orang dewasa obesitas yang diminta menjalankan gaya hidup sehat diketahui bahwa mereka yang lingkar pinggangnya berkurang dan membatasi konsumsi makanan yang mengandung fosfor dilaporkan mengalami penurunan kadar protein tertentu dalam urinnya, yaitu albuminuria, yang selama ini diketahui sebagai salah satu gejala awal penyakit ginjal.

Manfaat itu sudah terasa hanya dalam kurun enam bulan periode studi. Dalam enam bulan tersebut, partisipan yang mengalami rata-rata pengurangan lingkar pinggang sebanyak 1,7 inci juga mengalami pengurangan protein albuminuria dalam urine sebanyak 25 persen. Sedangkan pada partisipan yang mengalami pengurangan ekskresi fosfor sebanyak 314 miligram, protein albuminuria dalam urinenya juga berkurang hingga sebesar 11 persen.

Beberapa studi lain sebelumnya telah mengungkapkan bahwa program penurunan berat badan bisa jadi memperlambat perkembangan penyakit ginjal, namun studi dari AS ini adalah yang pertama memastikan pengurangan lemak perut dan konsumsi fosfor sebagai salah satu cara untuk mencegah sakit ginjal sejak dini. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Joseph Vassalotti dari National Kidney Foundation.

"Aturan praktisnya adalah jika makanan itu dikemas secara khusus maka dapat dipastikan makanan tersebut mengandung fosfor dalam kadar tinggi. Padahal zat aditif fosfor 90 persen diserap oleh tubuh," kata Vassalotti.

Untuk membatasi konsumsi fosfor, amati label dan cari tulisan 'PHOS' yang tercantum pada label. Tulisan itu mengindikasikan adanya kandungan fosfor dalam makanan kemasan tersebut. "Namun hati-hati karena fosfor tak melulu dicantumkan dalam label makanan, sehingga Anda sebaiknya tahu apa sajakah makanan yang mengandung fosfor," saran Vassalotti.

Makanan yang mengandung fosfor dengan kadar tinggi di antaranya:
- Makanan olahan seperti kola, sereal dan air minum yang diberi rasa tertentu
- Produk susu seperti keju, susu, krim, es krim dan yogurt
- Protein hewani seperti daging deli, daging organ dalam, tiram dan sarden
- Kacang-kacangan yang dikeringkan, kacang polong, kacang tanah dan biji-bijian, termasuk selai kacang dan selai kacang jenis lainnya, cokelat, baik berupa minuman maupun puding cokelat.


(vit/vit)

G-DRAGON MENDUDUKI POSISI KE-5 DI RANKING PENDAPATAN ROYALTI PENCIPTA LAGU

GD
Meski usianya masih muda, G-Dragon Big Bang menduduki posisi ke-5 dalam pendapatan royalti pencipta lagu. Ia menjadi member idol group terkaya dalam dunia K-Pop.
SBS ‘Good Morning’ episode 4 November mengungkapkan jumlah royalti yang didapatkan para pencipta lagu di tahun 2012.
G-Dragon duduk di posisi ke-5 dengan total 790.000.000 won. Di atasnya ada Park Jin Young di posisi pertama dengan 1,2 milyar won, Cho Young Soo di posisi kedua dengan 970.000.000 won, Teddy YG di posisi ketiga dengan 940.000.000 won, dan Yoo Young Jin dari SM di posisi keempat dengan 830.000.000 won.
G-Dragon adalah satu-satunya idol-pencipta lagu yang berhasil menduduki posisi 5 teratas, membuat banyak orang terkagum-kagum dengan apa yang telah ia raih di usia yang masih muda.
Namun, royalti yang dilaporkan ini kemungkinan akan berbeda setelah dipotong pajak.

source: enewsworld
Indotrans by geevy@koreanindo.net
PLEASE TAKE OUT WITH FULL CREDITS!!